Kamis, 24 Mei 2012



LATAR-BELAKANG KITAB YUNUS
Menurut J. Blommendaal, bahwa kitab Yunus ini bukanlah hasil tulisan Nabi Yunus sendiri, melainkan kitab yang menceritakan tentang seorang nabi yang bernama Yunus.[1] Sehingga C. Groenen menyatakan bahwa Kitab Yunus ini merupakan sebuah kitab yang berisikan cerita pembinaan yang pendek yang mementaskan Nabi Yunus, yang namanya terdapat dalam kitab 2 Raj. 14:25.[2] Nama Yunus dalam bahasa Ibrani berbunyi YONA yang berarti merpati. Nama lengkapnya adalah Yona bin Amittai.
Sehubungan dengan uraian tersebut di atas, maka penulis menyimpulkan bahwa kitab ini tidak ditulis oleh seorang Nabi yang bernama Yunus, melainkan orang lain yang telah mengenal tradisi lisan tentang kisah Nabi Yunus. Karena menurut J. Blommendaal tokoh Yunus adalah seorang yang pernah hidup, sebab namanya terdapat dalam 2 Raj. 14:25. Dan J. Bloomendaal menambahkan bahwa Nabi Yunus hidup pada masa Yerobeam II (kira-kira 750 SM), dan bekerja di kerajaan Utara. Dia adalah seorang nabi nasionalis yang mengabarkan kemenangan bangsa Israel dalam perang melawan Aram.[3] Dan seandainya Kitab Yunus ini merupakan hasil karya orang lain yang telah menganal tradisi lisan tentang kisah Nabi Yunus, maka kapan kitab ini ditulis? Para ahli kitab sependapat bahwa kitab ini ditulis sekitar abad ke 5 atau 4 yaitu kira-kira tahun 350 SM. Alasannya karena di dalam kitab ini terdapat:[4]
a.       Pengaruh bahasa Aram,
b.      Bahasa Ibrani yang dipakainya adalah bahasa Ibrani yang muda,
c.       Kitab ini rupa-rupanya mau memprotes partikularisme di Yehuda pada masa sesudah pembuangan Babylon.
Sehubungan dengan uraian di atas maka pertanyaan yang berikutnya ialah apa yang menyebabkan atau apa yang melatar belakangi penulisan Kitab Yunus ini? Menurut S. Wismoady Wahono bahwa tujuan penulisan dari kitab ini adalah untuk mengkritik sikap orang-orang Yahudi setelah zaman pembuangan.[5] Mengapa penulis mengkritik sikap orang Yahudi pasca-pembuangan? S. Wismoady Wahono menjelaskan bahwa orang Yahudi Pasca-pembuangan merasa sebagai umat milik Allah secara khusus. Dan akibatnya mereka tidak dapat menerima jika ada orang bukan Yahudi yang juga bisa masuk menjadi umat Allah. Lebih daripada itu, dalam pemikiran bangsa Yahudi terdapat pemahaman bahwa musuh mereka tidaklah dapat memperoleh keselamatan dari Tuhan Allah Israel.[6] Sehingga bagi C. Groenen, kisah Yunus yang tidak bisa memahami belaskasihan Tuhan yang mengasihi dan mengampuni penduduk kota Niniwe merupakan simbol atau lambang sebagian umat Israel pada masa itu.[7] Dan hal ini diakibatkan oleh pengalaman pahit yang telah dialami oleh Bangsa Yahudi semasa mereka berada di dalam tangan bangsa penjajah (Babylon).
Sehingga tujuan dari penulisan Kitab Yunus ini adalah untuk mendaskan bahwa belaskasihan Allah merangkum semua manusia bahkan hewan. Dan kasih-Nya tidak terbatas pada orang-orang benar dan umat pilihan-Nya.[8] Kitab Yunus sebenarnya menentang kepicikan dan kefanatikan orang Yahudi yang bersikap radikal, nasional dan eksklusif.
Daftar Pusataka
C. Groenen, Pengantar ke dalam Perjanjian Lama, Yogyakarta: Kanisius, 2001.
J. Blommendal, Pengantar Kepada Perjanjian Lama, Jakarta: BPK-GM, 2008.
S. Wismoady Wahono, Di Sini Kutemukan, Jakarta: BPK-GM, 2009.


[1] J. Blommendal, Pengantar Kepada Perjanjian Lama, (Jakarta: BPK-GM, 2008), hlm. 132.
[2] Bnd. C. Groenen, Pengantar ke dalam Perjanjian Lama, (Yogyakarta: Kanisius, 2001), hlm. 305.
[3] Op. Cit., J. Blommendal, hlm. 133.
[4] Ibid.
[5] Bnd. S. Wismoady Wahono, Di Sini Kutemukan, (Jakarta: BPK-GM, 2009),hlm. 264.
[6] Ibid.
[7] Op. Cit., C. Groenen, hlm.306.
[8] Ibid.

1 komentar:

  1. T-Bone and T-Bone T-Bone at The End of
    In honor of our last two years at The chi titanium flat iron End of T-Bone, we've been titanium ingot able to provide you ford edge titanium 2019 with a unique sunscreen with zinc oxide and titanium dioxide and delicious, and delicious tasting experience. revlon titanium max edition

    BalasHapus