LATAR-BELAKANG
KITAB YUNUS
Menurut
J. Blommendaal, bahwa kitab Yunus ini bukanlah hasil tulisan Nabi Yunus
sendiri, melainkan kitab yang menceritakan tentang seorang nabi yang bernama
Yunus.[1]
Sehingga C. Groenen menyatakan bahwa Kitab Yunus ini merupakan sebuah kitab
yang berisikan cerita pembinaan yang pendek yang mementaskan Nabi Yunus, yang
namanya terdapat dalam kitab 2 Raj. 14:25.[2]
Nama Yunus dalam bahasa Ibrani berbunyi YONA yang berarti merpati. Nama
lengkapnya adalah Yona bin Amittai.
Sehubungan
dengan uraian tersebut di atas, maka penulis menyimpulkan bahwa kitab ini tidak
ditulis oleh seorang Nabi yang bernama Yunus, melainkan orang lain yang telah
mengenal tradisi lisan tentang kisah Nabi Yunus. Karena menurut J. Blommendaal
tokoh Yunus adalah seorang yang pernah hidup, sebab namanya terdapat dalam 2
Raj. 14:25. Dan J. Bloomendaal menambahkan bahwa Nabi Yunus hidup pada masa
Yerobeam II (kira-kira 750 SM), dan bekerja di kerajaan Utara. Dia adalah
seorang nabi nasionalis yang mengabarkan kemenangan bangsa Israel dalam perang
melawan Aram.[3] Dan seandainya
Kitab Yunus ini merupakan hasil karya orang lain yang telah menganal tradisi
lisan tentang kisah Nabi Yunus, maka kapan kitab ini ditulis? Para ahli kitab
sependapat bahwa kitab ini ditulis sekitar abad ke 5 atau 4 yaitu kira-kira
tahun 350 SM. Alasannya karena di dalam kitab ini terdapat:[4]
a. Pengaruh bahasa Aram,
b. Bahasa Ibrani yang dipakainya adalah bahasa Ibrani yang muda,
c. Kitab ini rupa-rupanya mau memprotes partikularisme di Yehuda pada
masa sesudah pembuangan Babylon.
Sehubungan dengan uraian di atas maka pertanyaan yang berikutnya
ialah apa yang menyebabkan atau apa yang melatar belakangi penulisan Kitab
Yunus ini? Menurut S. Wismoady Wahono bahwa tujuan penulisan dari kitab ini
adalah untuk mengkritik sikap orang-orang Yahudi setelah zaman pembuangan.[5]
Mengapa penulis mengkritik sikap orang Yahudi pasca-pembuangan? S. Wismoady
Wahono menjelaskan bahwa orang Yahudi Pasca-pembuangan merasa sebagai umat
milik Allah secara khusus. Dan akibatnya mereka tidak dapat menerima jika ada
orang bukan Yahudi yang juga bisa masuk menjadi umat Allah. Lebih daripada itu,
dalam pemikiran bangsa Yahudi terdapat pemahaman bahwa musuh mereka tidaklah
dapat memperoleh keselamatan dari Tuhan Allah Israel.[6]
Sehingga bagi C. Groenen, kisah Yunus yang tidak bisa memahami belaskasihan
Tuhan yang mengasihi dan mengampuni penduduk kota Niniwe merupakan simbol atau
lambang sebagian umat Israel pada masa itu.[7]
Dan hal ini diakibatkan oleh pengalaman pahit yang telah dialami oleh Bangsa
Yahudi semasa mereka berada di dalam tangan bangsa penjajah (Babylon).
Sehingga tujuan dari penulisan Kitab Yunus ini adalah untuk
mendaskan bahwa belaskasihan Allah merangkum semua manusia bahkan hewan. Dan
kasih-Nya tidak terbatas pada orang-orang benar dan umat pilihan-Nya.[8]
Kitab Yunus sebenarnya menentang kepicikan dan kefanatikan orang Yahudi yang
bersikap radikal, nasional dan eksklusif.
Daftar Pusataka
C. Groenen, Pengantar ke
dalam Perjanjian Lama, Yogyakarta: Kanisius, 2001.
J. Blommendal, Pengantar
Kepada Perjanjian Lama, Jakarta: BPK-GM, 2008.
S. Wismoady Wahono, Di Sini
Kutemukan, Jakarta: BPK-GM, 2009.
[1]
J. Blommendal, Pengantar Kepada
Perjanjian Lama, (Jakarta: BPK-GM, 2008), hlm. 132.
[2]
Bnd. C. Groenen, Pengantar ke dalam
Perjanjian Lama, (Yogyakarta: Kanisius, 2001), hlm. 305.
[3]
Op. Cit., J. Blommendal, hlm. 133.
[4]
Ibid.
[5]
Bnd. S. Wismoady Wahono, Di Sini
Kutemukan, (Jakarta: BPK-GM, 2009),hlm. 264.
[6]
Ibid.
[7]
Op. Cit., C. Groenen, hlm.306.
[8]
Ibid.
T-Bone and T-Bone T-Bone at The End of
BalasHapusIn honor of our last two years at The chi titanium flat iron End of T-Bone, we've been titanium ingot able to provide you ford edge titanium 2019 with a unique sunscreen with zinc oxide and titanium dioxide and delicious, and delicious tasting experience. revlon titanium max edition